FILSAFAT
DARI MASA KE MASA
Filsafat
awal mulanya berawal dari pemikiran para filsuf dan bermula dari filsafat
Yunani. Dari yang mulanya mitos, yaitu sesuatu yang cukup jelas yang tidak
memerlukan perubahan lagi.
Adapun
hierarkhi filsafat, adalah sebagai berikut:
1. Filsafat
alam. Filsafat ilmu kuno pada masa Yunani kuno. Pemikiran yang dikembangkan
pada masa ini adalah ingin mengetahui asal mula bumi, proses awal terbentuknya
bumi.
Tokoh
filsafat ini adalah Socrates (metode dialektika), Plato dan Aristoteles.
2. Filsafat
yang berkaitan dengan hati dan diri sendiri. Meliputi filsafat etik dan
estetika, dan sering disebut filsafat hati.
Tokoh
pada masa ini adalah Heroclitos (hakekat segala sesuatu adalah mengalami
perubahan, dan Permenindes (segala sesuatu bersifat tetap).
Terdapat
tesis dan anti tesis antara Heroclitos dan Permenindes.
Tesis
adalah pemikiran diri, sedangkan anti tesis adalah pemikiran orang lain.
3. Filsafat
idealis, obyeknya berada di dalam pemikiran kita. Sedangkan filsafat realis,
obyeknya berada di luar pemikiran kita.
Aristoteles,
sebagai tokoh pencipta logika, yang bersifat tegas dan benar, serta menyelidiki
dibalik segala sesuatu, yang bersifat metafisik.
Beberapa
aliran kepercayaan yang berkembang, adalah:
a. Monoism:
percaya pada satu hal
b. Dualism:
percaya pada dua hal
c. Pluralism:
percaya pada banyak hal
Einstein
adalah tokoh teori relativitas, bahwa di dunia ini ada mengalami naik dan
turun.
Plato,
memiliki pemikiran yang selaras dengan Permenides, yaitu obyek berada di dalam
pikiran. Hal ini dibantah oleh Aristoteles, yang mempunyai pemikiran bahwa
pengetahuan ada di luar pikiran kita, dalam dunia yang berubah, berdasar pada
pengalaman.
4. Filsafat
pada abad 5 M s.d. 13 M. Pada masa ini lahirlah Yesus, yang memunculkan dua
aliran agama baru, yaitu Nasrani dan Katholik.
Berkembangnya
gereja yang didominasi pemikiran manusia yang terlalu berlebihan, yaitu bahwa
barang siapa yang mempunyai pemikiran berbeda dengan gereja akan dihukum.
Revolusi
Copernicus, yang menyatakan bahwa bukanlah bumi yang menjadi pusat alam
semesta, melainkan matahari. Pemikiran ini bertentangan dengan gereja.
5. Filsafat
abad 16 – 17 M, disebut filsafat modern. Terdapat dua aliran, yaitu Filsafat
ideal oleh Plato, dan filsafat rasionalism oleh Aristoteles. Pada masa ini
muncul Rene Descartes.
Rene
Descartes, memunculkan aliran filsafat skeptizism (meragukan), yang mempunyai
pemikiran sebagai berikut:
a. Segala
sesuatu tidak bisa dipercaya
b. Semua
meragukan termasuk Tuhan
c. Menemukan
satu kepastian yaitu aku yang sedang mencari kepastian
Tokoh
pendamping yang menyatukan dua aliran besar adalah Imanuel Kant (1772 M), yang
mendefinisikan Rene Descartes dan Aristoteles sebagai pemikir yang mengabaikan
pengalaman.
Immanuel
Kant mempunyai pemikiran bahwa sebenar – benar ilmu adalah sintetik (benda
konkrit) dan apriori (logika manusia).
6. Filsafat
Abad 19 memunculkan tokoh August de Comte, yang mempunyai pemikiran bahwa
Filsafat sebagai omong kosong dan munculnya paradigm Logiko Hipotetiko.
7. Filsafat
bahasa (filsafat analitik). Pada masa ini muncul filsuf Zeno (jaman Yunani
kuno), yang mempunyai pemikiran bahwa untuk sampai pada tujuan diperlukan waktu
t, dan untuk mencapai waktu t diperlukan waktu ½ t dan pada akhirnya kita tidak
akan pernah menempuh tujuan.
Predikat
yang masuk pada subyek, dinamakan identitas. Sedangkan predikat yang tidak bisa
masuk dalam subyek, merupakan sebuah kontradiksi, dan tidak akan pernah ada
yang sama.
Husser,
merupakan tokoh reduksi, yang mempunyai pemikiran fenomenologi yang mempunyai
prinsip ideal (perfect) dan abstraksi.
Pikiran
kita dengan pikiran orang lain bersifat isomorphism.
Theologi
adalah ilmu untukmmemprediksi jarak jauh ke depan.
Setiap
hal dalam filsafat adalah dimensi. Hidup adalah penghubung antara yang fatal
dan yang fital. Awal merupakan ketetapan dan akhir adalah takdir.
Hal
yang masih menjadi pemikiran dan pertanyaan yang akan saya tulis dalam lembar
ini adalah bagaimana kita dapat
menjalani hidup secara utuh dan fital yang mempercayai bahwa pada mulanya hidup
adalah suatu ketetapan, dan pada akhirnya menjadi takdir yang harus kita terima
sebagai manusia.
(Wulan Fitriyani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar